Migrasi 100% Windows ke Manjaro Linux

Sudah cukup lama saya tidak mempos tulisan di blog ini. Mudah-mudahan tidak usang. Kali ini ijnkan saya bercerita tentang migrasi 100% sistem operasi ke linux.

Karena tuntutan aktivitas, harus desain poster, banner, ilustrasi, ngoding dan lainnya maka jadilah saya pengguna windows tapi itu dulu, sekarang sudah berubah. I’m totally linuxer :). Sewaktu kuliah saya pernah beberapa saat jadi pengguna linux, tapi itu tidak single boot melainkan dual boot dengan windows. Saya ingat, dulu saya dual boot antara kali linux – windows. Lama kelamaan berjalan, ngotak-ngatik alhasil grub boot jadi hancur hahaha Single bootlah saya di windows :p

Saya bertahan menjadi pengguna windows karena skripsi kuliah yang mengharuskan menggunakan software yang hanya dapat berjalan di windows untuk performa terbaiknya (baca : unity3d). Kemudian berjalannya waktu, windows pun merilis versi terbarunya, yaitu windows 10. wow.. saya tertariklah  dengan penomena “in” nya itu. Dan kebetulan saya lagi ada koneksi ngebut karena wifi di pustiknas ciputat hehe. Upgrading lancar.

Pada awalnya sih performa bagus, kecepatan loading baik, dan masih bisa kerja lama. Namun, semakin kesini performa menurun, pemakaian sekitar 4 jam udah lemot (biasanya dengan windows 8 masih lancar). Saya tidak suka lemot boii hehe

Hati jadi semakin gusar dan gelisah serta merana karena dia….

Cari-cari referensi linux. Mengingatkan saya pada kali linux, saya coba install bootable di DVD, saya coba ternyata lemot juga haha mungkin error burningnya. Saya searching distro apa yang cocok untuk aktivitas saya di programming dan mengajar di sekolah. Distro yang performanya cepat, simple, dan bebasoprek. Saya cari di http://www.distrowatch.com. Saya lihat urutan distro dengan pengguna terbanyak di dunia. top distro linux

Distro linux mint, Debian, Ubuntu, openSUSE, Fedora, CentOS sudah saya coba ataupun lihat punnya teman. Saya coba searching di mesin pencari (baca : google) dengan kata kunci “Best linux for programming”. Keluar hasil pencarian, saya klik di salah satunya. Ada rekomendasi di Gentoo linux, archlinux dan ubuntu. Saya riset kecil-kecilan di gentoo dan arch. Gentoo menurut saya belum cocok. Saya coba riset tentang archlinux. Mulai tertarik sepertinya nih. Saya coba baca – baca referensi atau pengalaman orang-orang yang sudah menggunakan sebelumnya. Instalasinya rumit. haha. Ya karena archlinux itu simple artinya pengguna bebas menjadikan archlinux itu seperti yang dia mau. Tapi untuk pemula disarankan jangan menggunakan archlinux dahulu, karena butuh waktu lama untuk mempelajarinya bahkan baru di tahap instalasi.

logo manjaro linux

Saya tidak bisa berlama-lama, akhirnya saya coba cari lagi dan jatuhlah saya di manjaro linux. Distro yang masih turunan dari arch. Pusat pengembangannya di Austria, Jerman dan Perancis. Coba liat di distrowatch untuk lebih detailnya lagi nomor urut 6.

Saya hancurin windows beserta file-file didalamnya yang pastinya sudah saya backup terlebih dahulu di internet. Saya buat bootable usbnya, dan saya install. Tidak memakan waktu lama sampai selesai. Sekitar 20 menit juga selesai. Nih tampilan setelah jadi. CMIWW.

manjaro linux

Hal menarik yang saya temukan di manjaro adalah dia bertipe rolling-release yaitu kita tidak perlu install ulang jikalau ada versi terbaru dari manjaro linux. Dimana memungkinkan kita jika upgrade sistem tidak perlu mengunduh ulang ISO manjaro linux atau menginstal ulang manjaro linux. Karena dengan Anda meng-update software, bisa jadi meng-upgrade sistem juga. Dengan metode rolling-release ini, selalu menjaga sistem Anda up-to-date. Menarik bukan?

Untuk sintaks di terminalnya pun juga berbeda, kalau di ubuntu apt-get, kalau di manjaro pakai pacman. Kalau ada aplikasi yang tidak terdapat di repositori manjaro linux, saya bisa mengambil dari repositori distro archlinux dengan menggunakan AUR (Archlinux User Repository). Mirror lokal pun sudah tersedia untuk mempercepat proses donlod.

Masalah utama saya terpecahkan, saya menginginkan sistem operasi yang clean, simple, fast dan bisa di oprek semaunya.

Jadi, tunggu apa lagi yuk hancurkan sistem operasi bajakanmu (windows) dan install sistem operasi asli, resmi dan halal yaitu linux terlebih khusus manjaro linux, biar ada teman diskusi 🙂

 

 

3 thoughts on “Migrasi 100% Windows ke Manjaro Linux

  1. Alhamdulillah skrg saya pake Manjaro 17.0.5 xfce, cukup ringan untuk pc tua saya, tampilannya clean elegan. Kekurangannya waktu booting agak lama, dan untuk pekerjaan design masih ketergantungan aplikasi *.cdr & *.psd under win****

    • Mantap mas. Betul, linux masih belum terlalu flexibel untuk desain. Kita yang terbiasa pakai produk adobe atau corel agak sulit buat migrasi ke gimp atau inkscape. Makanya kalo menurut saya, sistem operasi itu harus sesuai kebutuhan aja, kalo design ya apel atau jendela, kalo programming atau networking dan penggunaan standar bisa linux.

Leave a comment